TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

Mengenal Katinona Atau Cathinone Makanan Dewa Mesir

Written By Unknown on Jumat, 18 April 2014 | 09.47


Katinon atau katinona atau Cathinone dalam bahasa Inggris adalah zat monoamina alkaloid yang terkandung dalam tumbuhan semak Catha edulis (Khat) dan secara kimiawi mirip dengan zat amfetamin. Tanaman Khat banyak ditemui di Daerah Afrika (Djobouti, Somalia, Ethiophia, Yaman, Mesir) dan Wilayah Semenanjung Arab. 

Tanaman Khat termasuk dalam ordo Celastrales dan Family Celastraceae. Memiliki nama latin Catha edulis di mana tanaman ini dahulu dikonsumsi oleh bangsa Mesir kuno sebagai makanan para dewa. siapapun yang mengkonsumsi tanaman ini maka tubuhnya akan memiliki kekuatan spriritual seperti yang dimiliki oleh Para Dewa.

Tumbuhan Khat termasuk dalam jenis tanaman semak dengan masa pertumbuhannya yang lambat. Pertumbuhan tanaman ini tergantung banyaknya curah hujan didaerah tanaman khat ditanam. Bentuk morfologi tanaman ini memiliki tinggi kira kira 1,4 meter hingga 3,1 meter. Tanaman Khat memiliki daun berwarna hijau dengan panjang 5-10 cm dan lebar 1-4 cm. Tanaman yang termasuk dalam Genus Catha ini memiliki juga bunga dengan ukuran 4-8 cm. 

Pada setiap bunga terdapat kelopak putih yang memiliki biji.  Tanaman Khat memiliki nama yang berbeda di setiap negara asalnya. Negara Yaman menyebut tamanan Khat dengan sebutan Gat/Kat. Di Negara Somalia disebut dengan Qaat/Jaad. Sedangkan di Negara Ethiophia sendiri dikenal dengan Chat. Tanaman Khat di Indonesia dikenal dengan nama Katinona. Katinona tergolong ke dalam obat-obatan terlarang golongan I dalam Undang-Undang Pengawasan Psikotropika di Indonesia. 

Tanaman Khat mengandung Monoamina Alkaloid. Penjualan khat secara hukum dilegalkan di beberapa negara, namun juga ilegal di beberapa negara lainnya. Katinon atau katinona menginduksi pelepasan dopamina atau prekursornya.

Katinon ini juga dapat diproduksi dalam bentuk katinon sintetis dari perubahan struktur kimia.  Katinon sintesis ini mempunyai potensi dan efek farmakologi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan zat aslinya. Hingga saat ini terdapat lebih dari 10 buah katinon sintesis. 

Diantaranya yang sering disalah gunakan adalah 4-Methylmethcathinone (Mephedrone), 3,4-Methylenedioxypyrovalerone (MPDV) dan 3,4-Methylenedioxymethcathinone (Methylone) merupakan dua turunan katinon yang paling poluler disalahgunakan, mephedrone juga dikenal dengan nama lain meow meow, plant food, bubbles, MCAT dan bath-salt sedangkan methylone dikenal dengan nama lain ‘explosion’.

Bahaya Katinono atau katinon

Penggunaan katinon yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, kejang, muntah, sakit kepala,  perubahan warna (discolorisation) pada kulit, hipertensi, hiper-refleksia, euforia, halusinasi, gelisah, lekas marah, insomnia dan serangan panik.Pengguna kronis beresiko terkena gangguan kepribadian,  menderita infark miokard sampai kematian. Infark miokard yaitu matinya sekelompok otot jantung karena  penyumbatan mendadak dari arteri koroner.Hal ini biasanya disertai dengan nyeri dada luar biasa dan  sejumlah kerusakan jantung.

Diantara turunan katinon ini, methylone, mempunyai struktur kimia yang sangat mirip dengan MDMA atau ekstasi  sehingga kemungkinan besar efek yang ditimbulkan juga mirip dengan ekstasi. Katinon sintesis biasanya terdapat dalam bentuk serbuk, kristal, larutan.  Selain itu juga terdapat dalam bentuk tablet dan kapsul. 

Cara penggunaannya tergantung pada bentuknya, cara penggunaan yang paling banyak dilakukan oleh pengguna katinon sintetis adalah dengan menghisap serbuk kristal obat tersebut melalui hidung atau menelannya apabila zat tersebut dalam tablet atau kapsul.  cara penggunaan lainnya adalah melalui injeksi langsung ke intravena, dimasukkan lewat rektal atau dengan  menelan mentah mentah serbuk yang dibungkus dengan kertas.

Katinona sintetik juga sering digunakan sebagai bahan utama yang digunakan sebagai campuran dalam mengkonsumsi obat-obatan terlarang.  Penggunaan katinona yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, gelisah, lekas marah, insomnia, halusinasi dan serangan panik. 

Pelaku kronis beresiko terkena gangguan kepribadian dan menderita infark miokard (penyumbatan pembuluh diotak yang meyebabkan berkurangnya pasokan oksigen).  Apabila sudah parah nyawa pun menjadi taruhannya.
ARTIKEL TERKAIT

Komentar FB

0 komentar:

Posting Komentar